Media

Doa Bersama dari Venue Kejurnas KU XIII untuk Korban Gempa dan Tsunami Sulteng

Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang melanda kawasan Sulawesi Tengah sempat menimbulkan tsunami setinggi 1,5 meter. Berbagai bangunan di kawasan Donggala, Mamuju, hingga Kota Palu, runtuh akibat bencana yang terjadi Jumat (28/9) sekitar pukul 18.30 Wita tersebut.

Saat ini para warga terdampak gempa beristirahat di jalanan dan kawasan-kawasan lapang yang dirasa aman dari reruntuhan bangunan. Tenda-tenda pengungsian mulai dibangun.

Mendapati kabar tersebut, para panitia Kejurnas Kelompok Umur (KU) XIII langsung bergerak merespons. Panitia mengajak seluruh official, atlet, hingga penonton, untuk menggelar doa bersama demi keselamatan warga Donggala, Palu, dan sekitarnya.

Mereka membentuk lingkaran besar di depan wall dan memanjatkan doa untuk semua warga yang menjadi korban bencana gempa dan tsunami tersebut.

“Awalnya saya pikir gempa biasa. Setelah ada kabar tsunami, saya sebagai TD langsung mengarahkan untuk doa bersama,” ujar Technical Delegate Kejurnas KU XIII Rudy Fitriyano di Indragiri Hulu, Riau, Jumat (28/9) malam.

Rudy mengatakan, doa bersama ini dilakukan sebagai wujud simpati kepada para korban. Mereka berharap bencana segera usai tanpa memakan korban dan kehidupan warga dapat kembali normal.

Doa bersama ini tak hanya diikuti oleh panitia dan official saja, namun juga atlet hingga penonton.

Menurut Rudy, ada sejumlah atlet asal Sulawesi Tengah yang mengikuti kompetisi tahunan tersebut. Namun mereka pulang lebih awal karena pertandingan sudah selesai.

“Saya belum tahu bagaimana kondisi atlet dari Sulteng dan keluarga mereka karena belum bisa dihubungi. Kami akan terus coba kontak mereka,” tuturnya.

Sejauh ini tidak ada info korban yang terkait dengan FPTI. “Semoga semuanya aman,” tuturnya.