189 Atlet dari 55 Klub Ikuti Kejurnas Bali
Sebanyak 189 atlet dari 55 klub mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Panjat Tebing Terbuka Kelompok Umur di Lapangan Alit Saputra, Tabanan, Bali. Selama tiga hari, Jumat-Minggu (1-3/12), para atlet yang dibagi dalam dua kelompok umur Youth D (tahun lahir 2012-2013) dan Youth C (tahun lahir 2010-2011) akan berlaga di dua nomor, speed classic dan lead.
Berasal dari 12 provinsi, 55 klub ini merupakan klub yang telah melahirkan banyak atlet nasional maupun internasional. Life Sport Climbing (LSC) Surabaya, Jawa Timur, misalnya, merupakan klub asal peraih tiket olimpiade Paris 2024, Rahmad Adi Mulyono.
Spider Wall Climbing dari Palembang, Sumatera Selatan yang mengirimkan dua atlet menjadikan kejuaraan ini sebagai ajang untuk uji kemampuan melawan atlet yang memiliki umur setara. “Kejurnas Open sebenernya banyak digelar, tapi, biasanya dibagi berdasar jenjang pendidikan. Misal tingkat SD atau SMP. Nah, kalau atlet kita baru kelas tiga dan harus melawan atlet yang kelas enam kan kurang pas,” terang Karsono, pemilik sekaligus pelatih klub Spider Wall Climbing Sumsel.
Kejurnas Panjat Tebing Terbuka Kelompok Umur ini sengaja dirancang Pengurus Pusat FPTI untuk menjaga regenerasi atlet. Apalagi, panjat tebing menjadi cabang olahraga yang dilombakan dalam olimpiade. Indonesia bahkan telah memastikan dua tiket untuk Olimpiade 2024 di Paris atas nama Rahmad Adi Mulyono dan Desak Made Rita Kusumadewi.
“Klub ini kan ujung tombak dalam merekrut dan melatih atlet sejak dini. Karena itu, kita mencoba memberi ruang yang luas. Jika klub bertumbuh bagus, maka Pengcab, Pengprov dan Pengurus Pusat pasti memetik hasil bagus,” ungkap direktur even Setyo Dibyo.
Langkah ini disambut baik Ketua Umum Pengurus Provinsi FPTI Bali Putu Yudiatmika yang menjadi tuan rumah. “Kami telah melahirkan Desak Made Rita yang menjadi juara dunia dan akan berlaga di Olimpiade Paris. Kami ingin ada atlet dari klub Bali yang meneruskan prestasinya,” pungkasnya.