Kang Ogun Tularkan Semangat ke Atlet Panjat
Di tengah perjuangannya melawan kanker, Mohammad Gunawan alias Kang Ogun, Selasa (27/3) menyempatkan diri berkunjung ke pemusatan latihan nasional (pelatnas) panjat tebing di Jogjakarta. Kepada 20 atlelt timnas panjat tebing Indonesia, pendaki gunung legendaris ini menularkan semangatnya.
SELASA beranjak tua saat Mohammad Gunawan alias Kang Ogun tiba di kompleks stadion Mandala Krida, Jogjakarta. Dua puluh atlet timnas panjat tebing Indonesia segera menghambur. Tak terkecuali para pelatih dan tim teknis. Mereka mencium dan memeluk Kang Ogun selayaknya ayah. Sambil tersenyum, Kang Ogun pun memeluk mereka yang basah oleh keringat.
Sesi latihan untuk sejenak terhenti. Para atlet dan pelatih memilih mengerubung Kang Ogun yang duduk pada sebuah kursi di tengah arena latihan. Kang Ogun bukanlah nama asing di dunia panjat tebing. Menjadi pengurus pusat pada periodisasi awal Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) berdiri, Kang Ogun adalah legenda hidup. Sikap Kang Ogun yang bijak selalu bisa menjadi jembatan antara senior dan junior.
Satu-satunya sikap yang tidak bisa dikompromikan hanyalah soal mimpi. Bagi Kang Ogun, mimpi bukanlah bunga tidur. Tapi kewajiban seorang manusia yang hidup. “Yang penting jangan kehilangan mimpi. Dan itu harus diperjuangkan. Karena dari mimpi itulah kita bisa menjadi berarti. Bagi diri kita, bagi keluarga, dan bagi negara,” ungkap Kang Ogun.
Bukan tanpa alasan Kang Ogun mewanti-wanti agar para atlet terus bermimpi. Menurutnya, mimpi itulah yang membuat seorang atlet dapat terus berprestasi. Dan itu pula yang terjadi pada dirinya. Sejak divonis dokter menderita kanker Nasofaring pada tiga tahun lalu, Kang Ogun justru seperti terlahir kembali sebagai pendaki gunung. Kang Ogun ingin menjejakkan kakinya di puncak tertinggi dunia: Everest.
Bagi Kang Ogun, Everest adalah mimpi. Dua kali melakukan pendakian, dua kali pula Kang Ogun menuai kegagalan. Pendakian pertama pada tahun 1994, Kang Ogun yang tergabung dalam tim internasional pendakian Everest gagal mencapai puncak setelah badai menerjang. Pada pendakian kedua di tahun 1997, mimpi Kang Ogun nyaris menjadi nyata. Puncak Everest hanya tinggal berjarak 200 meter saja. Sayang, Kang Ogun yang tergabung dalam tim utara harus turun atas perintah ketua tim ekspedisi.
Puluhan tahun berlalu, Kang Ogun tak bisa melupakan mimpinya. Puncak-puncak gunung di Indonesia pun seperti cemburu karena sadar bukan mereka yang Kang Ogun inginkan.
Kehadiran Kang Ogun di pemusatan latihan nasional (pelatnas) panjat tebing diakui para atlet menyuntikkan energi baru bagi mereka untuk semakin keras berlatih. Sabri salah satunya. Atlet panjat tebing asal Kalimantan Utara ini menyebut Kang Ogun adalah eja wantah dari semangat pantang menyerah. “Walaupun kena sakit kanker, tapi semangatnya untuk mengejar mimpi tidak pernah padam. Ini yang patut dicontoh para atlet terutama saya,” ujar Sabri. ***