Media

Perdana Jadi Volunteer di Kejurnas Panjat Tebing

SOLO-Perkenalkan, gadis berambut ikal ini bernama Rachmy Austin, volunteer untuk Kejurnas Panjat Tebing XVII Solo 2018. Ini adalah pengalaman pertama Austin menyaksikan langsung pertandingan panjat tebing sekaligus menjadi volunteer. Dia ditugaskan di bidang humas untuk mengisi posisi public relation (PR).

Austin (18) adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi dari Amikom Yogyakarta. Tanggung jawab sebagai PR tak jauh-jauh dari bidang ilmu yang ia geluti di kampus. Masalahnya, dia sama sekali belum pernah mengikuti pertandingan panjat tebing dalam skala apapun. 

“Aku baru tahu panjat tebing waktu Asian Games 2018 kemarin. Itu pun nonton di TV,” kata Austin di Solo Sport Climbing Center, kompleks Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (1/12).

Tentu dia kebingungan saat ditugasi sebagai PR. Awalnya kerap gagap saat berhadapan dengan wartawan yang hendak meliput Kejurnas. Terlebih dia belum tahu peraturan perlombaan dan belum mengenal orang-orang FPTI. Di sinilah skill PR-nya mulai diasah. Learning by doing membuatnya lebih cepat beradaptasi.

Hampir sepekan berkutat di venue Kejurnas Panjat Tebing XVII, banyak ilmu baru yang ia dapat. Selain soal public relation, dia juga mulai memahami olahraga panjat tebing.

Lelah setelah seharian beraktivitas di venue, terbayarkan karena bisa berjumpa dengan atlet-atlet panjat tebing kelas dunia.

“Sekarang setelah ngerti harus gimana dan ngapain, jadi makin menikmati,” ujar anak kedua dari dua bersaudara ini.

Ini adalah kali kedua Austin menjadi volunteer. Sebelumnya dia bergabung di ArtJog 2018 yang digelar pada Mei lalu. Kala itu ia juga menjadi volunteer selama sebulan, namun hanya mengambil jadwal di akhir pekan.

“Jadi volunteer emang keinginanku sendiri. Karena nambah banyak teman dan pengalaman,” ujar mahasiswi asal Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta ini.

Di kampus, Austin aktif di berbagai UKM seperti Komunikasi Multimedia Amikom (Koma) dan english club. Sebab baginya, rugi jika kuliah hanya mengandalkan ilmu dari dosen saja.

Beruntung orang tua Austin juga mendukung aktivitas putrinya. Bahkan selama menjadi volunteer di Kejurnas Panjat Tebing, orang tua Austin menjadi ‘pemasok’ logistik tambahan bagi teman-teman satu tim karena selalu ada kiriman makanan.

“Orang tuaku memang begitu, suka bagi-bagi makanan, bukan karena khawatir aku ga makan,” katanya.