Putra (belakang) ketika mengoperasikan manlift. (Hendra Nurdyansyah)

Putra, si Operator Manlift

PALEMBANG-Dalam panjat tebing Asian Games 2018, ada nomor combined yang dipertandingkan. Nomor tersebut terdiri dari speed, boulder, dan lead.

Untuk boulder dan lead, penyelenggara harus menyediakan jalur yang berbeda-beda dengan memindah tata letak poin.

Untuk lead, poin yang harus diganti berada di ketinggian yang susah dijangkau. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga operator
manlift untuk mengoperasikan mesin manlift yang mengangkat pembuat jalur. Adalah Putra Samosir, si operator manlift di venue
panjat tebing, Asian Games 2018. Ini merupakan pengalaman pertama ia mengoperasikan manlift untuk keperluan panjat tebing dan Asian Games.

Putra (belakang) ketika mengoperasikan manlift. (Hendra Nurdiyansyah)
Putra (belakang) ketika mengoperasikan manlift. (Hendra Nurdiyansyah)

“Rasanya bangga karena ini untuk Indonesia juga dan ini bukan untuk canda-candaan. Ini serius,” ungkap dia.

Putra mengatakan, apa yang dia lakukan merupakan pengalaman berharga. Ia juga harus bekerja di bawah koordinasi pemasang
jalur dari luar negeri.

“Beda kalau bekerja sama orang luar negeri. Mereka disiplin dan kita harus bisa mengikuti mereka dengan tepat dan aman.”

Putra yang sudah dua tahun mengoperasikan manlift ini mengaku lebih rumit mengoperasikan manlift di area panjat tebing.

Menurutnya, dari segi pergeseran alat, itu pun lebih rumit daripada bekerja di sebuah proyek pembangunan. Ia pun hanya bisa
menggerakkan manlift di jalur beton khusus untuk manlift.

“Lebih rumit pergeseran alat, lokasi terjangkau dan moving (pergerakan alat) harus diawasi. Diawasi juga orang-orang di
sekitarnya,” ujar pria yang sebelumnya menjadi helper operator alat berat ini.

Putra berusaha mengoperasikan alat dengan sebaik-baiknya sehingga bisa mengikuti setiap instruksi orang yang memerlukannya. Ia juga selalu bersiaga ketika sedang tidak bertugas.

“Pokoknya saya selalu di sini agar kalau sewaktu-waktu dibutuhkan, saya siap. Kalau sama orang luar negeri, mereka profesional. Kapanpun saya dibutuhkan, saya harus ada.”