Selebrasi tim sport climbing Indonesia. (Hendra Nurdiyansyah)

Road to Olympic

PALEMBANG-Sport climbing Asian Games 2018 telah usai. Tim sport climbing Indonesia mempersembahkan tiga emas, dua perak dan satu perunggu untuk Indonesia.

Prestasi yang dipersembahkan atlet-atlet muda Indonesia ini menjadi pertanda bahwa impian ke Olimpiade tidak jauh lagi. Pelatih speed world record timnas Indonesia Hendra Basir mengungkapkan, prestasi luar biasa di Asian Games menjadi batu loncatan menuju Olimpiade.

Selebrasi tim sport climbing Indonesia. (Hendra Nurdiyansyah)
Selebrasi tim sport climbing Indonesia. (Hendra Nurdiyansyah)

“Tantangan pertama adalah bagaimana kita bisa lolos di kualifikasi Olimpiade tahun depan,” ujar dia.

Hendra berharap, cita-cita tersebut akan terwujud. “Semoga cita-cita panjat tebing Indonesia diridai Allah SWT untuk tetap jaya di dunia. Amin.”

Sementara itu, Pelatih Kepala Caly Setiawan mengatakan, menjadi juara umum sport climbing Asian Games menunjukkan jalan timnas semakin dekat ke kelas Olimpiade. Hal ini menjadi penting ketika persiapan ke Olimpiade tidak bisa ditunda lagi.

Rindi Sufriyanto (kiri), Abu Dzar Yulianto (kanan), dan M Hinayah yang terharu ketika mendengarkan lagu Indonesia Raya dikumandangkan, Senin (27/8/2018).
Rindi Sufriyanto (kiri), Abu Dzar Yulianto (kanan), dan M Hinayah yang terharu ketika mendengarkan lagu Indonesia Raya dikumandangkan, Senin (27/8/2018).

“Enggak bisa ditunda nanti-nanti. Dua tahun bukan waktu yang lama untuk menyiapkan ke Olimpiade. Kita harus menyiapkan nomor-nomor lain. Artinya, kita sudah ready (siap) di nomor speed, tetapi kita harus menyiapkan boulder dan lead. Itu enggan bisa dalam waktu dekat.”

Menurutnya, jika timnas Indonesia mau jadi “monster” lagi, pelatnas tidak boleh berhenti dan terus dijalankan. Saat ini tim pelatih dan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) tengah berupaya agar program latihan dan pembinaan tidak berhenti sampai Asian Games saja.

S Sanjaya (atas tengah jaket hitam) ikut larut dalam kegembiraan atas prestasi anaknya, Aries Susanti Rahayu, Kamis (23/8/2018).
S Sanjaya (atas tengah jaket hitam) ikut larut dalam kegembiraan atas prestasi anaknya, Aries Susanti Rahayu, Kamis (23/8/2018).

Maksimalkan Sponsorship

“Tidak boleh berhenti dan ga boleh hanya mengandalkan pemerintah. Buka jalan baru dan alternatif. Manfaatkan sponsorship agar pelatnas atau pembinaan itu jalan. Modelnya anak asuh atau bapak asuh. Banyak modelnya.”

Sebagai Kabid Binpres FPTI, Caly berharap pemerintah tetap memberikan bantuan misalkan dengan menelurkan regulasi di mana dana CSR dari swasta diperuntukkan pembinaan olahraga.

“Misalnya sekian persen utk pembinaan olahraga. Akan memudahkan kita. Kita enggak akan cuma meminta ke pemerintah, tetapi kita juga akan cari sendiri dengan sponsirship, tetapi peran pemerintah tetap kami butuhkan.”