Media

Panitia terus berbenah menyiapkan venue panjat tebing di komplek stadion Mandalakrida yang akan digunakan untuk Kejurnas Panjat Tebing XVI, Senin-Sabtu (20-25/11).

Yogyakarta Siap Gelar Kejurnas Panjat Tebing XVI

Panitia terus berbenah menyiapkan venue panjat tebing di komplek stadion Mandalakrida yang akan digunakan untuk Kejurnas Panjat Tebing XVI, Senin-Sabtu (20-25/11).
Panitia terus berbenah menyiapkan venue panjat tebing di komplek stadion Mandalakrida yang akan digunakan untuk Kejurnas Panjat Tebing XVI, Senin-Sabtu (20-25/11).

Daerah Istimewa Yogyakarta terpilih secara aklamasi menjadi tuan rumah Kejurnas Panjat Tebing XVI yang akan digelar pada Senin – Sabtu (20 – 25/11) di venue panjat tebing komplek stadion Mandalakrida, Yogyakarta. Yogyakarta terpilih untuk menggantikan Bali yang sedang siaga bencana akibat erupsi Gunung Agung.

“Keputusan ini diambil dalam Rakernas (Rapat Kerja Nasional) di Mamuju beberapa waktu lalu. Yogyakarta jadi tuan rumahnya, sedang penyelenggar

anya PP FPTI,” terang Ketua Umum PP FPTI Faisol Riza, Kamis (16/11).

Sementara itu, Ketua II PP FPTI Pristiawan Buntoro menjelaskan, hingga Selasa (14/11) yang menjadi batas akhir pendaftaran, sudah ada 29 Pengurus Provinsi (Pengprov) yang dipastikan mengikuti Kejurnas Panjat Tebing XVI. Tiga Pengprov yakni yakni Papua, Maluku Utara, dan Sumatera Utara tidak ambil bagian.

Pristiawan sendiri belum dapat menjelaskan berapa jumlah atlet yang akan mengikuti Kejurnas kali ini. Namun diperkirakan mencapai 200 atlet. “Yang pasti mereka telah melalui tahap seleksi di masing-masing Pengprov,” imbuh Pristiawan.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Kejurnas kali ini memainkan format olimpiade, yakni nomor kombinasi di mana seorang atlet bermain di tiga nomor sekaligus baik speed, lead maupun boulder. Total dalam Kejurnas kali ini akan memainkan 21 nomor.

Panitia membersihkan point di papan panjat nomor speed yang akan digunakan dalam Kejurnas Panjat Tebing XVI, Senin-Sabtu (20-25/11).
Panitia membersihkan point di papan panjat nomor speed yang akan digunakan dalam Kejurnas Panjat Tebing XVI, Senin-Sabtu (20-25/11).

“Format olimpiade ini kita mainkan selain sebagai sosialiasi juga sebagai alat bagi kami untuk mengukur kesiapan atlet menghadapi olimpiade 2020 di Tokyo,” papar Pristiawan.

Ketua Panitia Pelaksana Kejurnas Panjat Tebing XVI Heri Indriyanto menjelaskan, meski persiapan sangat mepet, hanya satu bulan, namun pihaknya yakin event panjat tebing paling bergengsi di tanah air ini dapat terselenggara dengan baik. Saat ini persiapan tim sudah mencapai 95 persen.

“Alhamdulillah karena Jogja sudah memiliki venue level nasional, ini sudah cukup membantu. Kami tinggal menyelesaikan teknis kepanitiaan,” ujar pria yang akrab disapa Heri Kecik ini. ***