PALEMBANG-Momen hari raya seperti Iedul Fitri dan Iedul Adha biasanya dinikmati bersama keluarga tercinta. Namun, terkadang kondisi memaksa seseorang untuk menikmati raya di perantauan yang jauh dari orang terkasih.

Seperti yang dirasakan para atlet muslim yang akan berlaga di Asian Games 2018. Ada yang sudah terbiasa berhari raya jauh dari keluarga, ada pula yang baru pertama kali. Namun, dua-duanya tetap merasakan rindu dan kesedihan karena tidak bisa berkumpul bersama keluarga.

Salah satu atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo mengaku baru kali pertama merayakan Iedul Adha di Palembang, Sumatra Selatan, Rabu (22/8/2018). “Ini pertama kali Lebaran jauh dari keluarga. Seneng sih karena pas event Asia Games,” ujar dia seusai menjalankan salat Iedul Adha.

Meski senang, Veddriq juga mengaku sedih karena jauh dari keluarganya dan tidak bisa mengikuti tradisi keluarganya sendiri ketika hari raya.

“Ada kebiasaan sendiri yakni kumpul di rumah nenek dan makan bareng. Lalu, pas hari raya, salat Ied bareng.”

Setelah salat Ied, biasanya ia pulang ke rumah untuk makan makanan khas Lebaran. “Makanan khas seperti ketupat dan lontong.”

Berbeda dengan Nurul Iqamah. Atlet kelahiran Bima ini sudah enam tahun tidak berhari raya bersama keluarga. “Karena dari dulu sudah merantau dan dari SMA sudah menetap di Lombok untuk kuliah dan pelatda dilanjut pelatnas Bima,” papar dia.

Meski demikian, perasaannya terbagi antara sedih dan senang. Ia sedih karena tidak bisa berkumpul dengan keluarga di hari yang spesial. Namun, ia senang karena bisa berkumpul dengan para atlet lain yang sudah seperti keluarganya sendiri.

“Kalau kangen, ada temen-temen yang hangat di sini,” papar dia.

Setelah salat Ied, Nurul biasanya menelepon keluarga untuk mengucapkan selamat hari raya dan bersilaturahmi. Setelah itu, ia berkumpul dengan “keluarga”-nya di sini yakni atlet, pelatih, dan ofisial panjat tebing.

Para atlet muslim tim nasional sport climbing Indonesia mengikuti salat Iedul Adha di Masjid Al Hikmah, Palembang, Sumsel, Rabu. ***