Media

Tim pendataan jalur melakukan pemanjatan di tebing Siung, Gunungkidul. Foto: Wawa/ FPTI

FPTI Lakukan Rebolting di Tebing Siung

Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) melakukan penggantian bolt dan hanger atau rebolting terhadap empat jalur panjat di Tebing Siung, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Tiga jalur yang di-rebolting ini berada di Blok D, dan satu jalur lagi berada di Blok F. Rebolting dilakukan setelah bidang Tebing Alam PP FPTI menemukan sejumlah bolt dan hanger pada keempat jalur tersebut mengalami korosi.

Memiliki pemandangan laut yang indah, tebing Siung memerlukan perawatan jalur yang ekstra dibanding tebing-tebing lain di Indonesia. Letaknya yang berdampingan dengan pantai membuat uap air garam yang terbawa angin mempercepat laju korosi.

“Kami menemukan banyak bolt dan hanger yang sudah korosi. Karena kebetulan kami sedang melakukan pendataan jalur, maka bolt dan hanger yang rusan ini kami ganti sekalian biar aman,” ungkap Koordinator Tim Pendataan Jalur Panjat  Jawa-Madura Dody Liswardi.

Selama dua hari Jumat-Sabtu (12-13/7), Dody dan sembilan orang pemanjat yang menjadi anggotanya melakukan pendataan, mereka mencatat ada 49 jalur panjat di tebing Siung. Tersebar di 11 blok (blok A-K), jalur-jalur panjat di tebing Siung berada di grade 5.9-5.12 di mana semuanya merupakan jalur ‘single pitch sport’.

Jumlah ini belum termasuk jalur panjat tradisional atau lebih populer disebut jalur trad. Dengan tebing yang luas, jalur trad di tebing Siung bisa mencapai ratusan.

Selain melakukan rebolting dan pendataan di tebing Siung, Bidang Tebing Alam PP FPTI juga melakukan pendataan jalur panjat di tebing gunung api purba Nglanggeran, Kapanewon Pathuk, Kabupaten Gunungkidul.

Tim pendataan jalur melakukan pemanjatan di tebing Siung, Gunungkidul. Foto: Wawa/ FPTI
Tim pendataan jalur melakukan pemanjatan di tebing Siung, Gunungkidul. Foto: Wawa/ FPTI
Tim pendataan jalur melakukan pemanjatan di tebing Siung, Gunungkidul. Foto: Wawa/ FPTI
Tim pendataan jalur melakukan pemanjatan di tebing Siung, Gunungkidul. Foto: Wawa/ FPTI

Di gunung api purba Nglanggeran, tim mencatat 35 jalur panjat single pitch sport dan dua jalur panjat multi pitch sport. Semua jalur masuk dalam kategori ‘grade’ 5.8-5.11.

Tim pendataan jalur melakukan pemanjatan di tebing Nglanggeran, Gunungkidul. Foto: Wawa/ FPTI
Tim pendataan jalur melakukan pemanjatan di tebing Nglanggeran, Gunungkidul. Foto: Wawa/ FPTI

Pendataan jalur panjat tidak hanya dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dua hari sebelumnya, tim juga melakukan pendataan di Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.

Di Kebumen, pendataan jalur panjat dilakukan di tebing Putih kawasan Goa Petruk. Sebanyak 10 jalur panjat single pitch sport dengan grade 5.9-5.11 berhasil dicatat. Ada pun di Purworejo, pendataan dilakukan di tebing Condong yang berada di kawasan Curug Siklothok. Tim menemukan tiga jalur panjat single pitch sport dan dua jalur multi pitch sport dengan grade 5.9-5.10.

Ketua Bidang Tebing Alam PP FPTI Robertus Robert yang ditemui di Yogyakarta menyebut, pendataan jalur panjat di Jawa Tengah dan DIY ini merupakan langkah awal pendataan jalur panjat di seluruh Indonesia. Usai melakukan pendataan di Siung (DIY), tim kemudian bergerak ke tebing-tebing di provinsi Jawa Timur.

“Kami memulai dari pulau Jawa dulu yang mudah aksesnya. Setelah itu baru kemudian kita akan ke Sumatra, Sulawesi dan pulau-pulau lain,” terang Robert.

Bidang Tebing Alam PP FPTI berencana menuangkan hasil  pendataan ini ke dalam buku lengkap dengan foto. Bagi pemanjat, buku ini akan bermanfaat sebagai guide book, sedang bagi khalayak umum, tentu bisa menjadi pengetahuan yang diperlukan.

“Publik sudah selayaknya tahu kalau Indonesia punya banyak tebing yang bisa dan aman dipanjat,” imbuh Robert. ***