Hadapi Asian Games, 10 Atlet Tiongkok Berlatih di Jogjakarta
JOGJAKARTA-Sebanyak 10 atlet panjang tebing asal Tiongkok akan melakukan latihan di Jogjakarta selama 12 hari. Mereka tiba di Jogjakarta, Senin (19/2) pagi.
Pelatih Kepala Tim Panjat Tebing Tiongkok Zhao Lei mengatakan, latihan di Indonesia dilakukan sebagai persiapan menghadapi Asian Games 2018 mendatang. Indonesia dipilih karena beberapa alasan. Pertama, dalam beberapa tahun ini hubungan bilateral kedua negara semakin bagus.
Selain itu, Zhao Lei mengaku sudah familiar dengan suasana di Indonesia karena sebelumnya sudah empat kali pergi ke Indonesia. Kemudian, lantaran Asian Games akan digelar di Indonesia, melalui latihan bersama ini para atlet diharapkan mulai terbiasa dengan suasana terutama kondisi cuaca di Indonesia.
“Selain itu, kami ingin belajar speed di Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu negara yang kuat dalam panjat tebing khususnya speed,” ungkap dia di sela-sela Welcome Dinner di Bilik Kayu Heritage Resto, Jalan Timoho, Jogjakarta, Senin (19/2) malam.
Ia menjelaskan, waktu 12 hari di Jogjakarta akan dimaksimalkan untuk berlatih dengan skema dua hari latihan, satu hari istirahat. Selain itu akan ada sesi sparing training dengan atlet tim nasional (timnas) Indonesia yang dikemas seperti kompetisi.
“Kami juga akan memperkuat nomor combine karena nomor ini akan dilombakan dalam Asian Games ini. Kami cukup kuat di combine dan berharap semakin meningkatkan kemampuan para atlet,” ujar dia.
Zhao Lei mengungkapkan, dalam kegiatan ini dia membawa 10 atletnya di mana delapan atlet dari nomor speed dan dua atlet dari nomor combine. Selain itu ada tiga pelatih dan dokter. Di antara para atlet Tiongkok tersebut ada beberapa atlet unggulan yang turut serta seperti Zhong Qixin yang merupakan juara dunia untuk nomor speed dan Pan Yufei dari nomor lead.
“Asian Games merupakan event besar dan semua negara pasti akan berusaha semaksimal mungkin menjadi juara. Kami pun akan menampilkan yang terbaik dan masih ada waktu yang cukup panjang untuk persiapan,” jelas dia.
Sementara itu, Pelatih Kepala Timnas Panjat Tebing Indonesia Caly Setiawan mengatakan, latihan bersama tim dari Tiongkok ini dinilai akan sangat bermanfaat bagi atlet nasional terutama untuk membangun mental. “Mereka ini masih muda-muda dan pengalaman untuk pertandingan internasional masih minim. Jadi, kalau berlatih dengan tim dari luar negeri, percaya dirinya akan semakin besar,” ungkap dia.
Caly mengungkapkan, selain membangun mental para pemain, latihan bersama ini juga akan menjadi ajang menyerap ilmu dari atlet-atlet Negeri Tirai Bambu tersebut. Tiongkok dinilai cukup kuat di nomor combine sehingga akan menguntungkan bagi tim Indonesia untuk banyak belajar.
“Untuk combine, kami akan berlatih bersama. Untuk speed, mereka memang ingin belajar dari kita [Indonesia], tetapi tentu saja kami tidak akan buka dapur kami semua,” ujar dia.
Selama 12 hari tim Tiongkok berlatih di Jogjakarta, akan ada tiga sesi latihan bersama antara atlet Indonesia dan Tiongkok yang dikemas seperti kompetisi. Latihan bersama ini akan menguntungkan bagi kedua tim. Tim Tiongkok akan belajar speed dari tim Indonesia. Sebaliknya, tim Indonesia akan belajar combine dari tim Tiongkok.
Menurut Ketua Umum PP FPTI Faisol Riza, latihan ini bisa menjadi alat untuk mengukur kemampuan tim di level Asia. “China ini khan salah satu kompetitor yang terkuat juga untuk mendapatkan medali di Asian Games. Jadi, ini kesempatan baik bagi atlet-atlet kita untuk belajar,” terang Faisol. ***