Tak Hanya Fisik dan Skill, Psikologis Atlet Juga Perlu Dilatih
JOGJAKARTA–Keinginan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) untuk mencapai dua emas di Asian Games 2018 tidak main-main. Berbagai upaya dilakukan untuk mempersiapkan kematangan atlet sebagai ujung tombak salah satunya memberikan pelatihan psikologis.
Pelatih Speed World Record FPTI Hendra Basir mengatakan, faktor psikologis sangat penting bagi performa atlet di lapangan. Sebagus apapun skill atlet, jika tidak didukung dengan kondisi mental yang tangguh, bisa menjadi percuma. “Kalau saat pertandingan faktor yang mempengaruhi kondisi psikologis banyak sekali,” kata dia di Jogjakarta.
Hendra menjelaskan, sesi pelatihan psikologis digelar Senin-Jumat (9-13/4/2018). Awalnya, para atlet menjalan screening kemudian mereka memasuki sesi life track. Para atlet diminta menggambarkan perjalanan mereka sebagai atlet panjat tebing, dimulai saat pertama kali memanjat, perjuangan mereka, hingga keberadaan mereka di pelatnas dan pandangan mereka pada apa yang akan dilakukan saat Asian Games.
Kemudian, pada sesi berikutnya, mereka akan memaparkan gambaran tersebut. Dalam sesi ini mereka dituntuk untuk berani dan jujur. Hal itu dinilai tidak mudah. Jika berhasil, para atlet akan memiliki kepercayaan yang tinggi, tetapi tetap terkontrol. Mereka juga akan bisa mengadapi tekanan dalam pertandingan.
“Teman-teman belajar memahami diri sendiri, tahu kondisinya, belajar segala macam yang diperlukan untuk siap tanding khususnya dari sisi psikologisnya. Goalnya itu tidak hanya Asian Games, tetapi juga Olimpiade dan kejuaraan dunia,” terang dia.
Hendra memaparkan, untuk meningkatkan penampilan atlet, komponen psikologis sangat penting dan memiliki poin tinggi. Artinya, tidak cukup hanya memotivasi atlet untuk semangat, tetapi juga psikologisnya harus dilatih. “Bagaimana? Caranya dengan memaksimalkan potensi mereka misalnya self talking. Di pertandingan, saat karantina, mereka benar-benar sendiri jadi harus bisa menenangkan diri sendiri,” ujar dia.
Informasi itu juga sangat bermanfaat bagi pelatih. Mereka akan memahami kondisi psikologis atlet dan bisa memberikan penanganan yang tepat bagi setiap atlet. “Dari sini kita tahu tingkat kepercayaan diri atlet ada yang rendah, sedang, dan, tinggi. Kita akan bantu dengan penananan berbeda,” jelas dia.
Pelatihan ini melibatkan tim psikolog yang terdiri dari dua orang yakni Laksmiari Saraswati dan Steven Halim. Steven menjelaskan, kegiatan yang diberikan merupakan pemantapan psikologis untuk menghadapi Asian Games 2018. “Atlet-atlet yang sudah di sini, mereka punya pengalaman di lapangam dan ikut kejuaraan nasional dan ada yang internasional. Mereka sebenarnya sudah mantap,” kata dia.
Selama menjalani sesi, aktivitas yang diberikan yakni mengajak melihat ke belakang perjuanan atlet. “Lalu kami ingatkan kalau mereka sudah sampai sini. Secara tidak langsung akan meningkatkan kepercayaan diri,” kata dia.
Ia menjelaskan, sesi pemantapan akan memberikan manfaat bagi atlet dan pelatih. Untuk para atlet, mereka akan lebih mantap melangkah ke Asian Games. “Untuk pelatih, mereka akan tahu masa lalu atlet dan bisa menangani atlet dengan lebih pas,” kata dia. ***