Media

Timnas Panjat Tebing Indonesia Berjaya di Jakarta

JAKARTA–Sementara para atlet speed world record berlatih keras di Rusia, tim combined menjajal hasil latihan di Mega Open Climbing Competition 2018 di Jakarta, 22-27 April 2018. Hal ini menjadi salah satu persiapan menghadapi Asian Games 2018.

Ndona Nasugian (kedua dari kanan) sukses merebut emas nomor Boulder Putri  dalam Mega Open Climbing Circuit yang digelar kampus Untar Jakarta. Prestasi ini diikuti Widia Fujiyanti (paling kanan) yang menyabet perak. Foto: Judistiro
Ndona Nasugian (kedua dari kanan) sukses merebut emas nomor Boulder Putri dalam Mega Open Climbing Competition yang digelar kampus Untar Jakarta. Prestasi ini diikuti Widia Fujiyanti (paling kanan) yang menyabet perak. Foto: Judistiro

Dalam kompetisi itu, tim putri mampu menyabet juara pertama dan kedua untuk nomor boulder umum putri. Juara pertama diraih Ndona Nasugian. Dalam partai final, ia mencatatkan 1 top, 2 zone, 2 attempt to top, dan 6 attempt to zone. Sementara, peringkat dua diraih Widia Fujiyanti. Dalam babak final, ia menorehkan 1 top, 1 zone, 1 attempt to top, dan 1 attempt to zone.

Di nomor lead perorangan umum putri, timnas juga meraih emas. Prestasi ini disumbangkan Widia Fujiyanti. Baik Ndona maupun Widia bergabung di pemusatan altihan nasional (pelatnas) sport climbing Asian Games 2018 pada Januari lalu. Mereka diproyeksikan untuk tampil di nomor combined–nomor baru dalam cabang olahraga sport climbing yang juga akan dipertandingkan di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.

Widia Fujiyanti (kedua dari kiri) dan Ndona Nasugian (kedua dari kanan) memamerkan medali yang diperolehnya dalam Mega Open Climbing Competition yang digelar kampus Untar, Jakarta, 22-27/4. Foto: Judistiro
Widia Fujiyanti (kedua dari kiri) dan Ndona Nasugian (kedua dari kanan) memamerkan medali yang diperolehnya dalam Mega Open Climbing Competition yang digelar kampus Untar, Jakarta, 22-27/4. Foto: Judistiro

Prestasi yang diraih di nomor putri, tidak diikuti di nomor putra. Baik di nomor boulder umum putra maupun lead perorangan umum putra, tidak ada satupun atlet nasional yang masuk ke peringkat atas. Hal ini menjadi bahan evaluasi bagi tim pelatih.

Pelatih timnas sport climbing nomor combined Judistiro mengatakan, melihat hasil tersebut, artinya masih banyak evaluasi untik tim combined Indonesia. “Baik teknik maupun mental tanding atlet, walaupun tim putri boulder mampu memperoleh emas n perak, banyak belum matang dalam cara memegang dan efisiensi dalam bergerak yang mempengaruhi mental dan performa mereka,” ujar dia. ***