Puji Lestari: Let It Flow…
UNTUK jatuh cinta, seseorang tidak memerlukan alasan khusus. Sama seperti Puji Lestari yang akan membela Indonesia di Asian Games dari olahraga panjat tebing. Ia mengaku jatuh hati dan “cinta banget” pada olahraga ini. Alasannya? Ia pun tak tahu.
“Enggak tahu kenapa suka dan cinta panjat tebing. Let it flow, jalani saja,” ujar atlet kelahiran Jakarta, 15 Juni 1990 ini.
Lulusan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini mengaku benar-benar menggeluti panjat tebing pada 2009, setahun setelah ia masuk bangku kuliah. Ia masuk di Fakultas Ilmu Keolahragaan.
“Ketika sekolah saya selesai, saya masuk kampus enggak tahu cabang apa. Terus tertarik ke panjat tebing karena berawal dari hobi naik gunung.”
Sebelum benar-benar mendalami panjat tebing, Puji memang sudah mengenal panjat tebing ketika bergabung dengan kelompok pencinta alam Sispala di sekolahnya. Namun, saat itu ia hanya sekadar tahu karena masih fokus mendaki gunung.
Ketika di kampus, ia ternyata bertemu dengan komunitas yang suka panjat tebing sehingga ia menjadi atlet yang aktif dan andal hingga sekarang.
Pada 2009, ia langsung ikut pekan olahraga daerah dan mendapatkan emas di nomor speed. Hal itu membuatnya speechless alias tak bisa berkata-kata. Ia tak menyangka pertama kali ikut kejuaraan langsung mendapatkan emas. Ia pun termotivasi untuk mengasah kemampuannya.
Untuk kejuaraan level nasional, ia mulai pada 2010 ketika masuk pemusatan latihan daerah untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012. Pada 2010 dia juga mendapatkan medali.
Adapun medali yang paling ingat adalah ketika 2011. Ia, seorang atlet yang baru muncul dan baru benar-benar menggeluti panjat tebing, ikut seleksi nasional persiapan SEA Games 2011. Ajang itu memang hanya menjadi ajang uji coba. Namun, ia berhasil mengalahkan tim nasional Indonesia.
Awalnya ia merasa hal itu hanya keberuntungan semata, tetapi ia menyadari, keberhasilannya merupakan buah dari kerja kerasnya ketika latihan.
“2010 saya benar-benar baru pembinaan panjat tebing. 2011 hanya ajang try out dan ternyata saya dapat perunggu.”
Kemudian, pada 2016, ia meraih emas di PON Jawa Barat untuk speed world record relay tim putri.
Puji juga aktif mengikuti kejuaraan di level internasional. Ia pernah ikut kejuaraan di Ningbo, China dan medapatkan perunggu di speed perorangan dan emas di relay. Kemudian, saat berlaga di Asian Championship Teheran, Iran 2017, ia menyabet dua emas speed world record dari perorangan dan relay. Prestasi lainnya yakni juara tiga di IFSC World Cup 2018 di China untuk nomor speed world record perorangan.
Serentetan prestasi itu tak lantas membuatnya jemawa. Ia memiliki prinsip, ketika sudah turun dari podium, seorang atlet bukan lagi seorang juara. Si atlet harus bekerja keras lagi mencapai impian-impiannya.
“Jadi, harus fokus memperbaiki diri sendiri dan ingin lebih baik lagi.”
Berhasil masuk pelatnas sport climbing Asian Games 2018 menjadi kebahagiaan baginya. Puji tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ia dapat ini. Ia mengaku, sempat dilarang oleh suami untuk bergabung dengan pelatnas. Namun, ia terus memberikan pengertian sehingga akhirnya sang suami memberikan restu untuk Puji mengharumkan nama Indonesia.
“Jadi, saya enggak mau sia-siakan (kesempatan). Di sinilah ajang pembuktian saya.”
Atlet yang cuek ini berharap kemampuan maksimalnya ketika berlatih juga bisa keluar saat berlaga di Asian Games 2018. Ia ingin mempersembahkan medali emas untuk Indonesia.
“Untuk sosok yang paling berpengaruh enggak cuma satu orang. Saya berada di panjat ini sebelum kenal orang yang saya sayang. Saya kenal panjat ini dari orang yang saya kenal sekarang. Jadi, memang ada beberapa orang penting.” ***