Tekad Bulat Veddriq Leonardo

MENDOBRAK panggung panjat tebing tebing dunia dengan meraih meedali perunggu pada IFSC WorldCup Series Moscow, Russia, April 2018, menambah bulat tekad dan kepercayaan diri Veddriq Leonardo.

“Saya akan berikan yang terbaik untuk Indonesia dan menyumbangkan emas untuk Indonesia,” ungkap Veddriq pada suatu hari di sela latihan pemusatan latihan nasional (pelatnas) sport climbing Asian Games 2018.

Tekad itu tentu sangat mulia dan harus mendapatkan dukungan. Namun, untuk mencapainya, tak cukup hanya tekad dan dukungan. Veddriq pun menyadari hal itu secara penuh. Oleh karena itu, ia harus giat berlatih agar angannya tak sekadar mimpi indah.

“Persiapan harus lebih fokus latihan dan mental bersama tim Indonesia lainnya,” ujar atlet kelahiran Pontianak, 11 Maret 1997 itu.

Peraih medali perunggu World Cup di Moskow, Rusia itu pertama kali mengenal olahraga panjat tebing ketika duduk di kelas satu SMA. Saat itu, ia dikenalkan kepada panjat tebing oleh kelompok pencinta alam. “Saat itu saya dikenalkan oleh pembina saya.”

Veddriq melihat olahraga ini sebagai olahraga yang keren. Panjat tebing dinilai sangat menantang dan belum semua orang tahu. Hal itu semakin membuat minatnya tumbuh besar untuk mendalami olahraga yang mengantarkannya menjadi punggawa pembela NKRI di Asian Games.

Latihan rutin pun ia lakukan untuk menempa kemampuannya. Pada 2014, ia pertama kali mengikuti event kejuaraan nasional di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Saat itu ia baru mampu masuk delapan besar untuk nomor speed world record dalam Kejurnas Junior itu.

Baru pada 2016, ia berhasil menyabet medali pertamanya dalam kejuaraan nasional junior di Bangka Belitung. “Saya dapat perunggu untuk speed perorangan putra.”

Tak hanya event nasional, Veddriq juga berlaga di event internasional. Event pertamanya adalah World cup di Moskow, Rusia pada 2018. Ia turun di nomor speed world record dan menyabet medali perunggu.

“Itu jadi event paling berkesan bagi saya. Karena pertama kali ikut kejuaraan internasional, pertama kali pula dapat medali untuk kejuaraan berskala internasional.”

Sebelum masuk ke pelatnas Asian Games, Veddriq sempat memiliki angan-angan untuk bergabung. Namun, keinginannya itu sempat surut karena kuota atlet sudah terpenuhi dan pelatnas diisi oleh atlet-atlet yang notabene adalah pemanjat top Indonesia.

“Pertama kali dihubungi, saya senang sekali. Awalnya saya jadi sparing partner, lalu bisa bergabung menjadi tim.” ***