Momentum Ndona Nasugian

ASIAN GAMES 2018 semakin dekat. Para atlet semakin menggenjot persiapan. Hal itu semata-mata dilakukan untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Seperti harapan Ndona Nasugian. Atlet panjat tebing Indonesia yang akan turun di nomor combined pada perhelatan akbar di Jakarta dan Palembang itu.

“Saya berusaha memberikan yang terbaik untuk Indonesia di Asian Games,” ujar dia mantap.

Atlet asal Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini mengaku persiapannya menghadapi pesta olahraga yang digelar empat tahun sekali itu semakin matang. Bahkan, dari sebelum masuk pelatnas, atlet berusia 20 tahun itu sudah menyiapkan diri.

Menengok ke belakang, Ndona yang kental dengan logat Jawanya, pertama kali mengikuti panjat tebing pada 2007 di daerah dengan flora resmi jambu bol ini.

“Awal ikut diajak kakak. Kakak, dia seorang atlet panjat tebing juga saat itu.”

Mengikuti jejak sang kakak, alumni SMAN 1 Kudus ini membuktikan ia bisa melejit dan melampaui sang kakak. Kerja keras Ndona membuatnya menjadi atlet yang berlaga di event berskala internasional di mana sang kakak berlaga di kompetisi nasional.

Selama 10 tahun berkecimpung di dunia sport climbing, segudang kompetisi sudah ia ikuti baik kejuaraan nasional maupun kejuaraan tebuka. Kejuaraan level nasional pertamanya juga pada tahun ia menjajal panjat tebing untuk pertama kalinya, 2007. Ia berlaga di Cijantung dan langsung menyabet dua emas sekaligus.

“Waktu itu dapat medali di lead dan speed. Emas semua.”

Event lain yang diikuti atlet yang dahulu bersekolah di SMPN 1 Jati, Kudus ini antara lain kejuaraan nasional di Pulau Dewata pada 2008 dan Pasar Festival, Jakarta Selatan pada 2010.

Untuk kejuaraan internasional, yang pertama kali diikuti yakni Asian Youth di Singapura pada 2011. Pada kompetisi itu, ia merengkuh medali pertama untuk kejuaraan internasional di nomor speed. “Itu jadi momen tak terlupakan karena saat itu aku baru berusia 11 tahun dan bisa mewakili Indonesia di event internasonal.”

Asian Youth pun menjadi kejuaraan paling berkesan baginya. Ia sudah lima kali ikut event tersebut. Sayangnya, pada event-event berikutnya, ia belum berhasil meraih medali.

“Pada (Asian Youth) 2013 di Surabaya saya dapat nomor empat. Saya ingin lagi memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Namun, pada tahun berikutnya, saya dapat nomor empat lagi dan selalu, saingan saya datang dari Jepang dan Korea.” ***